Laporan Membaca II
Resensi Buku A. TEEUW
SASTERA DAN ILMU SASTERA
Identitas Buku
Judu Buku : Sastera Dan Ilmu Sastera
Penulis : Prof. Dr. A. Teeuw
ISBN : 979-419-305-4
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya
Tahun terbit : Cetakan ketiga 2003
Jumlah halaman : 338 Halaman
Jenis cover : Soft Cover
Rancangan jilid : Deddy S.
Seri : PJ 580.02.2003
Isi Buku :
APAKAH SASTRA?
BAHASA LISAN, BAHASA TULIS,
BAHASA SASTERA
Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta, akar kata sas- dalam kata kerja turunan berarti “mengerahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi”. Akhiran -tra biasanya enunjukan alt,sarana. Maka dari itu stradapat berarti “alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran”. Milsalnya; silpasatra buku arsitektur, Kamasastra buku petunjuk mengenai cinta. Awalan su- “baik,indahh” sehingga susastera dapat dibandingkan dengan belles-letters. Kata susastera nampaknya tidak terdapat dalam bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno (Gonda 1952; Zoetmulder,1982). Jadi susastera adalah ciptaan jawa dan/atau melayu yang timbul kemudiaan.
BAHASA TUJUH; Tujuh Ciri
1. Dalam pemakaian bahasa secara tertulis baik si pembicara (penulis) maupun si pendengar (pembaca) kehilangan sarana komunikasi yang dalam pemakaian bahasa lisan memberikan subangan paling hakiki untuk terjadi dan berhasilnya komunikasi.
2. Dalam bahasa tulis biasanya tidak aakemungkinan hubungan fisikantara penulis dan pembaca.
3. Dalam hal teks tertulis sering kali penulis malahan tidak hadir sebagiannya ataupun seluruhnya dalam situasi komunikasi.
4. Teks tertulis juga mungkin sekali makin lepas dari kerangka referensi aslinya.
5. Tetapi pembaca memiliki keuntungan lain, kalau dibandingkan dengan pendengar dalam situasi komunikasi.
6. Teks tertulis pada prinsipnya dapat direprpduksi dalam berbagai bentuk; fotokopi, stensilan, buku dan lain-lain, yang berarti bahwa lingkungan orang yang terlibat dalam tindak komunikasi dengan bahasa tulisan pada prinsipnya jauh lebih besar dan luas daripada yang biasanya terdapat dalam situasi bahasa lisan.
7. Komunikasi antara penulis dan pembaca lewat tulisan membuka kemungkinan adanya jarak jauh antara kedua belah pihak, dalam hal ruang waktu juga dari segi budaya.
Sastera tidak selalu identik dengan bahasa tulis, kesimpulan yang penting dalam hubungan ini : tidak ada kriteria yang jelas yang dapat kita ambil sari perbedaan pemakaian bahsa lisan dan bahasa tulis untuk membatasi sastra sebagai gejala yang khas. Ada pemakaian bahasalisan dan tulis yang sastr, ada pula yang bukan sastra, dan sebaliknyanada sastra tulis dan ada sastra lisan. Tolok ukur untuk membedakan sastra dengan bukan sastra harus dicari dibidang lain.
Kelebihan Buku :
Buku ini sangat bagus, selain itu di dalam buku ini juga banyak kutipan bahsa asing dengan dilengkapi terjemahannya ke bahasa Indonesia. Sehingga, memudahkan kita untuk memahaminya tanpa perl repot untuk mencari terjemahannya.
Kekurangan Buku :
Dalam penyusunan buku ini terutama bagian perekatan atau pengelaman kurang baik dan tidaak merata. Sehingga, lembar halamanbuku jadi mudah terlepas dan ada juga yang terlalu banyak lemnya sehingga lem tembuh ke sampul buku.
Ulasan singkat :
Buku SASTERA DAN ILMU SASTERA karya Prof. Dr. A. Teeuw ini adalah rangkuman hasil kuliah dan ceramah dari Prof. Dr. A. Teeuw sejak tahun 1977 di berbagai tempat di Indonesia. Buku ini sangat bermanfaat bagi kita yang ingin belajar lebih dalam lagi mengenai sastra, khususnya bagi mahasiswa yang mengambil jurusan yang berkaitan dengan sastra. Dengan adanya buku ini saya merasa sangat terbantu dalam memahami sastra, selain itu harga bukunya juga terbilang sangat terjangkau. Sehingga, tidak terlalu memberatkan untuk membelinya yang kantongnya pas-pasan seperti saya ini.
#Unsika
#UniversitasSingaperbagsa
#PBSIUnsika
#NulisBersama
Komentar